Memudarnya Karakter Bangsa


Meskipun ada sisi positif dari karakter bangsa kita yang kita banggakan, misalnya keramahan dan kegotongroyongan yang melekat disebagian masyarakat kita, kita juga tidak bisa memungkiri adanya sisi kelam karakter bangsa ini. Nilai pendidikan karakter yang dibuat oleh diknas tersebut selama ini baik dalam dunia pendidikan maupun masyarakat hanya peraturan belaka. Jika kita melihat kenyataannya dengan seksama baik itu dalam dunia pendidikan, masyarakat maupun pemerintah, dari nilai-nilai karakter bangsa tersebut tidak sedikit nilai yang tercoreng. Diantaranya dalam dunia pendidikan, seringkali siswa mencontek saat mengerjakan ulangan semester, hal itu menunjukan tidak adanya kemandirian pada siswa. Hal itu pula tidak terjadi di tingkat sekolah dasar maupun menengah, namun di perguruan tinggi pun banyak mahasiswa yang mencontek ketika ujian. Ironisnya kejadian tersebut sudah menjadi suatu kebudayaan pelajar jaman sekarang.
Kemudian dalam lingkungan masyarakat, seringkali terjadi tawuran sesama kampung atau antar kampung, yang biasanya dipicu karena hal sepele. Selain tawuran warga masyarakat juga sering bersikap individu, dimana tidak adanya rasa tolong menolong  ataupun bantu membantu sesama manusia. Bahkan dalam lingkungan masyarakat selalu timbul iri hati, yang apabila tetangganya membeli sepeda motor atau mobil selalu menyainginya.  Lain pula dengan para pejabat pemerintah, sering beredarnya berita tentang KKN yang dilakukan oleh para anggota dewan. Beredarnya video porno dan produk-produk perfilman yang banyak menampilkan sensualitas dan kekerasan justru semakin populer,  oleh segelintir pihak dianggap menguntungkan. Tayangan sinetron yang menembus sekat-sekat kelas yang mempertontonkan keculasan, kecurangan, kelicikan yang seringkali ditampilkan secara dominan dan terus menerus berimplikasi pada pemikiran penonton. Belum lagi, ada sisi kemewahan yang dipertontonkan  dan mempertunjukkan keangkuhan dan kesombongan terhadap pihak yang lemah, miskin, dan tak berdaya. Sehingga, tampilan dari tayangan sinetron itu pun seakan mengusik sensitivitas penonton terhadap potret segregasi sosial yang semakin tampak. Serbuan budaya barat yang semakin membuat kita menjadi bangsa yang tak percaya diri. Konsekuensinya, ketidakpercayaan diri inilah yang membuat kita menjadi bangsa yang lebih banyak tergantung dari bangsa lain, gandrung akan produk yang berlabel asing dan konsumeristik. Kalau diuraikan secara detail, banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini yang berkaitan dengan moralitas.
Dengan melihat kajadian saat ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa bangsa kita telah mengalami penurunan moralitas, baik itu dalam dunia pendidikan, masyarakat maupun pemerintah. Entah hal apa yang membuat semua ini terjadi, mungkinkah masuknya budaya sehingga nilai-nilai asli budaya indonesia mulai memudar ataukah tidak adanya kesadaran masyarakat betapa pentingnya nilai-nilai karakter tersebut dalam pembentukan budaya indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar